Intrepretasi aristektur mengenai upaya penciptaan ruang kota yang dipergunakan bersama, haruslah memberi ruang terhadap berlangsungnya pemahaman yang adil dan bermakna antar berbagai unsur di dalamnya. Termasuk ruang bagi partisipasi yang memberikan jaminan bagi masyarakat untuk ikut menentukan keberadaan kotanya sendiri, agar berbagai kebijakan yang menyangkut kepentingan publik tidak selalu diputuskan secara sepihak oleh penyelenggara kota. Selain perlu diwujudkan dalam entitas fisiknya, ruang-ruang publik tersebut harus dikelola secara bersama dengan bijaksana oleh komunitas kota.

(Cuplikan tulisan lepas Aryo Budi Maniko berjudul "Menyoal Ruang Publik Kota" yang dimuat pada harian Kompas, 25 Agustus 2002)