ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Hatta Hambali yang Merenggut Wendy Sorensen Memorial Fund-1976

Tanggal Publikasi : 17 Maret 1976
Deskripsi :

Di dalam tulisannya ini, Agus Dermawan T. membahas pelukis Hatta Hambali, seorang seniman yang sebelumnya berprofesi sebagai tentara. Agus mencoba menjawab pertanyaan: “Mengapa Hatta Hambali terjun dari dunia militer ke dunia seni lukis?” Ada peristiwa yang membuat Hatta akhirnya memutuskan untuk menjadi pelukis. Saat itu, Hatta didorong dari atas truk dan membuat tulang lututnya retak. Peristiwa itulah yang membuat Hatta banting setir ke dunia seni lukis, tepatnya satu tahun setelah peristiwa tersebut terjadi (1969), dia memutuskan masuk jurusan seni lukis ASRI.

Menurut catatan Agus, peringatan Hari Pendidikan menjadi debut pameran Hatta di tahun 1975 atau 6 tahun setelah dia masuk ASRI. Meski lukisannya tidak mendapatkan perhatian yang spektakuler, tetapi menurut Agus, mantan sersan tersebut mendapat pujian yang objektif. Hal itu kemudian berlanjut pada acara penghargaan Affandi Prize di ASRI dan di TIM, yakni pada Festival Desember yang diselenggarakan Agustus 1975. Agus menyelipkan kalimat bahwa sang mantan sersan mendapatkan pujian yang objektif, meski Hatta tidak mendapatkan apa-apa dalam perhelatan tersebut. Hingga setengah tahun kemunculannya, di tahun 1976, Hatta berhasil menyabet Wendy Sorsen Memorial Fund dari AS. Sehingga, oleh ASRI, dia disahkan sebagai orang yang layak diberi penghargaan.

Mengenai lukisan Hatta, Agus berpendapat, coraknya agak modern meski masih konvensional. Agak sinkretis, religiusitas yang bercampur dengan totem-totem atau  arca dengan penuh simbol. Namun, menurut Agus, Hatta tidak mempunyai niat apa pun tentang persembahan suci atau simbol apa pun dalam lukisanya. Meski ada elemen-elemen semacam itu, seperti huruf Arab. 

Menurut Agus, Lukisan Hatta hanya membuat kesatuan garis yang khas yang tidak diterapkan dalam karya-karyanya yang lain. Agus pun berceletuk, “Apakah ini karya yang dianggap Indonesia?”

Banyak perbandingan antara sosok karya Hatta dengan lukisan Widayat, yang terutama soal kesamaan wujudnya. Namun, Agus mempunyai pendapat berbeda. Menurutnya, Widayat sengaja membuat wujud yang primitif dan membuatnya sebagai kriteria masa purba, sementara Hatta tidak ingin bercerita apa-apa. Agus mengungkapkan, Hatta hanya menciptakan bentuk yang estetik saja. Segala yang berhubungan dengan imajinasi dan asosiasi, dibebaskan sepenuhnya pada mata audiens. (DP)

Pelaku Seni Terkait : Agus Dermawan T
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :