ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Pameran Lukisan Nashar: Rekaman Peristiwa Keinginan

Tanggal Publikasi : 25 Oktober 1977
Deskripsi :

Menurut Agus, dalam mengapresiasi sebuah lukisan, para pengamat terbagi menjadi dua golongan. Pertama, orang-orang yang menganggap jika sebuah lukisan tidak mampu merangsang secara estetik maka lukisan tersebut tidak pantas diperhitungkan. Sedangkan kedua, orang-orang yang menelisik lukisan secara mendalam, mulai dari konsep hingga proses penciptaannya. Meskipun pada akhirnya bermuara pada kesimpulan yang sama dengan golongan pertama, yaitu bagaimana sebuah karya seni rupa mampu berbicara terkait dengan konsep penciptaannya. Pada dasarnya, totalitas eksistensi sebuah lukisan juga bergantung pada dialektik lukisan tersebut. Misalnya, karya seni rupa abad 20, yaitu dadaisme dan karya-karya Van Gogh.

Sedangkan dari angkatan ’45, Nashar merupakan pelukis yang justru antiestetis. Karya-karya Nashar dipamerkan di Taman Ismail Marzuki pada 10-15 Oktober 1977. Dermawan berpendapat selain antiestetis, Nashar juga antikonsep dan antiteknis. Nashar melukis tanpa menghiraukan konsep-konsep yang ada. Nashar memberontak harmonisasi yang menjadi asal mula nilai dari sebuah karya seni. Nashar menganggap alam hanyalah akar manifestasi fisik lukisan-lukisannya dan alat untuk mewujudkan naluri keinginannya, sehingga alam bukanlah apa-apa. Konsep tersebut kukuh dipegang Nashar dari tahun ke tahun ia berkarya. Jika pun karya-karya yang dipajang dalam pameran di TIM tersebut terdapat ketimpangan secara teknis, Nashar tidak mempersoalkannya. 

Menurut Agus, Nashar menolak nilai-nilai estetis yang dianggap patokan masyarakat umum dalam menilai karya seni. Nashar menganggap lukisannya “Alam Tujuh” dan “Dunia Binatang Empat” masih dalam kategori seni meskipun berantakan secara harmonisasi warna dan komposisi bidangnya. Walaupun demikian, dalam “Kampung Nelayan” tersirat keindahan tersendiri yang khas dan naif dari Nashar masih bisa dinikmati. Agus menyimpulkan bahwa Nashar merekam dirinya sendiri di atas kanvas-kanvasnya tanpa pernah merekam suasana dari apa yang dilukiskannya. Jadi tidak mengherankan jika ada komentar bahwa karya-karya yang dipajang Nashar membosankan sebab dengan melihat satu karya saja mampu mewakili 40 karya lainnya. (TS)

Pelaku Seni Terkait : Agus Dermawan T
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :