ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Pameran Lukisan Rusli: Cap Jempol

Tanggal Publikasi : 13 Desember 1977
Deskripsi :

Di dalam tulisannya ini, Agus Dermawan T. menilai, mitos Rusli sebagai pelukis besar dengan gaya dan kekuatan yang khas memang bergaung nyaring di tahun 1970-an. Rusli dianggap memiliki magnet yang kuat dengan kewibawaannya di dunia kesenian untuk menarik hati para pengagum-pengagumnya. Rusli pernah mengadakan pameran di Art Gallery Senisono pada awal tahun 1970-an. Lukisan-lukisan Rusli sering kali dijadikan referensi lukisan aquarel. Selain itu, lukisannya juga dijadikan perumpamaan bagi karya-karya yang menyiratkan kekuatan puitis. 

Agus mengamati lukisan-lukisan Rusli di tahun-tahun berikutnya dan menganggap lukisan Rusli biasa-biasa saja, tidak memiliki banyak keistimewaan. Meskipun beberapa karya menunjukkan bahwa Rusli memiliki kekhasan dalam menuangkan hal-hal yang dilihatnya di atas kanvas. Bahkan ketika pameran karya-karya sketsa mahasiswa di ASRI Yogyakarta pada 1973 digelar, ada banyak pihak yang memaki dan tidak puas dengan karya-karya Rusli. Kebesaran Rusli dianggap tidak terbukti. Kebesaran tersebut dianggap hasil koneksi yang dilakukan sekelompok tertentu untuk memperdaya masyarakat. 

Hingga digelarlah pameran Rusli di Taman Ismail Marzuki pada 15 November 1977. Lebih dari 30 lukisannya digarap di Bali. Menurut Agus, pada pameran ini Rusli tertolong oleh nilai artistik kanvas-nya yang lebih banyak ditentukan objek yang dipindahkannya bukan dari cara-cara melukisnya. Sehingga, karya-karyanya mampu berkomunikasi dan indah dipandang. Pada karyanya “Pantai I”, “Pantai III”, dan “Pantai IV” tampak keunikan Rusli dalam menangkap, memandang, dan memindahkan objek. Selain itu, pada “Odalan III”, “Odalan II”, dan “Naga Naga Tanjung Bungkak I” Rusli masih memiliki kekuatan menangkap objek dan suasana tanpa adanya intervensi ide-idenya yang sulit dan ganjil. Menurut Agus, sayangnya karya-karya yang lain mengalami kegagalan-kegagalan yang tidak dapat dimengerti. Dalam lukisannya “Rangda”, “Putung”, “Kuta I”, dan “Kuta II” terlihat pemandangannya hampir abstrak. Selain sulit dinikmati juga susah dilihat wujud fisik yang bagus. Lukisan-lukisan yang dipajang tersebut tidak lain hanya ingin berbicara bahwa Rusli masih hidup dan melukis. Menurut Agus, cap jempol yang selalu menyertai tanda tangan dalam lukisannya tidak menjamin nama dan karyanya memang benar-benar besar. (TS)

Pelaku Seni Terkait : Agus Dermawan T
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :