ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Pengantar Kuratorial & Pengantar Galeri Pameran Seni Rupa "Re-Reading : Landschap"

Tanggal Publikasi : September 2005
Deskripsi :

Sekarang kita tengah berhadapan dengan sebuah sodoran sekumpulan karya seni lukis yang secara sengaja menggamit tema pemandangan alam. Sangat memungkinkan apabila pemahaman lama yang kita miliki tentang lukisan pemandangan alam tadi akan dibawa saat menyimak karya-karya tersebut. Di sini kita akan menemui berbagai hambatan penikmatan, karena apa yang sudah kita pahami berbenturan dengan tampilan karya-karya yang tersuguhkan. Karya-karya ini rupanya sudah mulai jauh dari bayangan kita, karena subject-matter pemandangan alam yang ditampilkan telah mengalami pergeseran cara dan karakter. Untuk itu, penting kiranya jika di dalam proses penyimakan saat ini ditawarkan semacam ajakan untuk menggeser pula cara pandang terhadapnya. Istilah re-reading sekonyong menjadi penting. Ia akan membimbing kita untuk memasuki wilayah kesadaran cara pandang baru di dalam kerangka membangun perhadapan yang seimbang. Re-reading bukan sekedar berarti pembacaan ulang terhadap sesuatu yang berubah, melainkan di dalamnya terkandung makna perubahan sikap dan pengetahuan yang dipersiapkan untuk menghadapi sesuatu yang berubah.
Kesepakatan para peserta pameran untuk lebih ‘pas’ menggunakan kata “landschap” (Belanda) —bukan “landscape” (Inggris)— semata-mata karena dilandasi keinginan untuk mengembalikan istilah pemandangan alam ke muasal bahasa negeri pencetusnya.4 Maka secara lengkap, “membaca kembali pemandangan alam” pada tajuk pameran ini, merupakan tindak kepatutan di dalam proses perhadapan antara teks visual yang tersaji dengan bagaimana cara pembacaan yang dapat untuk mengimbanginya. Sekali lagi, upaya perimbangan ini hanyalah suatu ajakan menurut sebuah alternatif versi. Di luar ajakan tersebut, bisa saja siapa pun dapat mengembangkan cara dan proses pembacaan yang kiranya dianggap lebih tepat. Sebab, dalam istilah ‘pemandangan alam’ itu sendiri tersirat bermacam tafsir. Belakangan, pada forum-forum tertentu kata ‘pemandangan’ pun sudah mengalami pergeseran makna. Ia kerap diartikan sebagai suatu tindak presentasi atas sekumpulan pikiran dari satu atau sekelompok orang terhadap sebuah permasalahan. Sesungguhnya, awal dari pemaknaan istilah pemandangan ini lebih menjurus kepada sesuatu yang nyata (the real yang melekat pada alam, benda, manusia, dan peristiwa) yang terbentang di hadapan mata kita, atau kenyataan (reality yang melekat pada objek yang sama) di dalam imaji kita. 

(Cuplikan Pengantar Kuratorial oleh Mamannoor)

Pelaku Seni Terkait : Ardison , Denny "Snod" Susanto , Erizal AS , Feri Eka Candra , Gusmen Heriadi , Handiwirman , Jumaldi Alfi , M. Irfan , Rudi Mantofani , Saftari , Zulfa Hendra , Yunizar , Zulkarnaini
Karya Seni Terkait : Titik Api I, Bukan Musim Gugur, Dalam Batas, Big Tree, Kini dan Dulu Alamku, Menyongsong Bencana, Surga Alamku, Energi Alam, Mata Air, Tanda, Segumpal Tanah, Atas Bukit Rasa, Tepian Rasa, Een Prachtig Landschap #4 (Postcard from My Past), Pleasure?, Pressure!, Terbang Tinggi, Nusantara Warna, Indonesia, Esok Meranggas, Kemaren Menghijau, Benda-Benda Merah, Salah Satu Sisi, Sebelum Hujan
Peristiwa Terkait : Pameran Seni Rupa " Re-Reading : Landschap"