Tanggal Publikasi | : | Agustus 2006 |
Deskripsi | : |
Haris Purnomo kini telah kembali. Dari karyanya yang sekarang kita tahu, burung Garuda telah membentuk pusaran yang tetap menyedot perhatian perupa ini setelah melesat dari tangannya selama lebih kurang 2O tahun. Boneka-boneka bayi dibalut perban yang memilukan kini entah kemana. Tapi, barangkali ‘kuburan’ massal bayi-bayi itu masih kerap dikunjunginya. Mereka itulah yang kini datang atau dipanggil kembali, sebagian menjelma menjadi bayi-bayi manusia, telah membuka semua balutan luka yang kering tanpa bekas, untuk menunjukkan teraan tanda-tanda jaman yang baru, tertebar di sekujur tubuh-tubuh mungil berkulit lembut. Tapi bayi-bayi itu seakan ingin menjadi perkasa seperti Garuda, bertato di sekujur wajah maupun tubuh, di sana-sini tumbuh sayap kecil, merangkak seakan maju berperang kembali seperti dulu Republik dilahirkan, sekaligus hidup dalam naungan citra tatapan yang sangar dan cakar yang menakutkan dari mahluk mitos itu. (Cuplikan Pengantar Kuratorial oleh Hendro Wiyanto) |
Pelaku Seni Terkait | : | Haris Purnomo |
Karya Seni Terkait | : | Anak-Anak Garuda, Anak-Anak Topeng, Bayang Kupu-Kupu, Garuda Kecilku Berangkat Terbang, Garuda Kecilku Merangkak Panjang, Garudaku, Kaki Garuda Wakil Rakyat, Kaki Garudaku, Kepala Garudaku, Merahnya Tangis Garuda, Selamat Tidur Garudaku, Si Caplang, Sujud Panjang Anak Negeri Bencana, Yang Menangis di Ketiak Garuda, Yang Tersirat Sejak Lahir, Yang Terus Tumbuh, Generasi Kerupuk |
Peristiwa Terkait | : | Pameran Tunggal Haris Purnomo "Di Bawah Sayap Garuda / Under the Wings of Garuda" |