Indonesian Visual Art Archive

Gambar

Kusnadi remaja.
R. Tirtoredjo, Ayah Kusnadi.
Kusnadi di meja kerjanya, tahun 1950-an.
Dengan wayang golek, Kusnadi juga amat dekat dan hormat.
Foto tahun 1960-an. Kusnadi bersama istri dan keempat anaknya.
Kusnadi (kanan), dengan ketiga rekannya di tahun 1950-an.
Kusnadi berbicara tentang kebudayaan di depan forum, tahun 1970-an.
Kusnadi (nomer 4 dari kanan), dalam pertemuan seni rupa di Lima, Peru, tahun 1968.
Dalam sebuah keramain pameran di tahun 1960-an, Kusnadi ketiga dari kanan.
Menerangkan sebuah lukisan kepada sejumlah orang. Foto tahun 1960-an.
Bersama Presiden Suharto.
Kusnadi bersama istri dan anak-anaknya.
Ketika menerima penghargaan seni dari Pemerintah RI di tahun 1977.
Dalam acara kontes foto di Tokyo, Kusnadi terpilih sebagai penceramah dan juri.
Berbicara di depan forum diskusi seni internasional.
Menjelaskan sebuah topeng kepada sejumlah ahli seni dari Jepang.
Bersama pelukis Fadjar Sidik (kanan) dan Popo Iskandar.
Ketika menerima penghargaan dari Panitia KIAS (Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat).
Bersama pelukis Nyoman Gunarsa.
Tiga kritikus tiga generasi. Kusnadi (kanan), Sudarmaji (tengah) dan Agus Dermawan T.
Ketika di Okland, California, Amerika Serikat, bersama Joseph Fischer, Dede Eri Supria, dan Nyoman Dede.
Pada tahun 1981 Kusnadi menjadi kurator seni rupa Indonesia untuk dipamerkan dalam triennale seni rupa di India. Salah satu yang dipilih ialah patung karya Sunaryo, dari Bandung, yang berjudul \"Citra Irian Dalam Torso\". Patung tersebut sangat menarik perhatian publik India. Namun sesampainya di Indonesia patung tersebut dibakar oleh seniman Semsar Siahaan, berkenaan dengan presentasi seni kontemporer Semsar yang berjudul \"Oleh-oleh dari Desa\". Kusnadi marah besar atas peristiwa itu. Di koran Pikiran Rakyat edisi 19 Februari 1981 ia berkata: \"Ini merupakan tindakan mahasiswa yang baru menginjak dunia seni rupa, tapi mengalami frustasi karena kegagalan di sekolahnya.\" Kasus ini diajukan ke pengadilan oleh Sunaryo.
Kusnadi berserta isteri dan anak cucunya, tahun 1995.
Kusnadi dan sejumlah penghargaan seni yang diterima.

Kusnadi remaja.
R. Tirtoredjo, Ayah Kusnadi.
Kusnadi di meja kerjanya, tahun 1950-an.
Dengan wayang golek, Kusnadi juga amat dekat dan hormat.
Foto tahun 1960-an. Kusnadi bersama istri dan keempat anaknya.
Kusnadi (kanan), dengan ketiga rekannya di tahun 1950-an.
Kusnadi berbicara tentang kebudayaan di depan forum, tahun 1970-an.
Kusnadi (nomer 4 dari kanan), dalam pertemuan seni rupa di Lima, Peru, tahun 1968.
Dalam sebuah keramain pameran di tahun 1960-an, Kusnadi ketiga dari kanan.
Menerangkan sebuah lukisan kepada sejumlah orang. Foto tahun 1960-an.
Bersama Presiden Suharto.
Kusnadi bersama istri dan anak-anaknya.
Ketika menerima penghargaan seni dari Pemerintah RI di tahun 1977.
Dalam acara kontes foto di Tokyo, Kusnadi terpilih sebagai penceramah dan juri.
Berbicara di depan forum diskusi seni internasional.
Menjelaskan sebuah topeng kepada sejumlah ahli seni dari Jepang.
Bersama pelukis Fadjar Sidik (kanan) dan Popo Iskandar.
Ketika menerima penghargaan dari Panitia KIAS (Kebudayaan Indonesia di Amerika Serikat).
Bersama pelukis Nyoman Gunarsa.
Tiga kritikus tiga generasi. Kusnadi (kanan), Sudarmaji (tengah) dan Agus Dermawan T.
Ketika di Okland, California, Amerika Serikat, bersama Joseph Fischer, Dede Eri Supria, dan Nyoman Dede.
Pada tahun 1981 Kusnadi menjadi kurator seni rupa Indonesia untuk dipamerkan dalam triennale seni rupa di India. Salah satu yang dipilih ialah patung karya Sunaryo, dari Bandung, yang berjudul \"Citra Irian Dalam Torso\". Patung tersebut sangat menarik perhatian publik India. Namun sesampainya di Indonesia patung tersebut dibakar oleh seniman Semsar Siahaan, berkenaan dengan presentasi seni kontemporer Semsar yang berjudul \"Oleh-oleh dari Desa\". Kusnadi marah besar atas peristiwa itu. Di koran Pikiran Rakyat edisi 19 Februari 1981 ia berkata: \"Ini merupakan tindakan mahasiswa yang baru menginjak dunia seni rupa, tapi mengalami frustasi karena kegagalan di sekolahnya.\" Kasus ini diajukan ke pengadilan oleh Sunaryo.
Kusnadi berserta isteri dan anak cucunya, tahun 1995.
Kusnadi dan sejumlah penghargaan seni yang diterima.

Tanggal Publikasi	:	1950
Deskripsi	:	Dicuplik dari buku Kusnadi `Kritikus Seniman Pendidik`. Penerbit Yayasan Seni Rupa AiA, Jakarta, 1996. Editor: Agus Dermawan T, koleksi IVAA Library.
Pelaku Seni Terkait	:	Kusnadi , Sunaryo , Popo Iskandar , Fadjar Sidik , Nyoman Gunarsa , Agus Dermawan T , Sudarmadji , Dede Eri Supria
Karya Seni Terkait	:
Peristiwa Terkait	:

Indonesian Visual Art Archive
	Jalan Ireda Gang Hiperkes MG I-188 A/B, Kampung Dipowinatan, Keparakan, Yogyakarta 55152
	+62 274 375 262
	webmaster[at]ivaa-online.org

Dokumentasi Foto: Dokumentasi tentang Kusnadi

Gambar