Ayu Arista Murti lahir pada 14 Desember 1972, di Surabaya, Jawa Timur. Pada 2004, Ayu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Karya Ayu mulai pertama kali mengikuti pameran bersama di Jakarta tahun 1994, dalam pameran yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Katolik. Karya Ayu pertama kali dipamerkan di di luar negeri pada tahun 2004, dalam pameran berjudul “Asean Art Awards, Ancient Roots: Modern Bridges” di, National Art Gallery, Thailand dan di Equatorial Heat, Sichuan Museum, Cina.
Pameran tunggal Ayu pertama kalinya terselenggara di 2005, dengan judul “Metafora Metamorfosa” di Edwin's Gallery, Jakarta. Dalam pameran tersebut, Ayu menampilkan karya berupa lukisan dan instalasi. Karya yang dipajang di pameran tersebut dinilai merupakan bentuk kritik Ayu terhadap kecenderungan masyarakat dalam mengikuti trend. Pameran tunggal Ayu selanjutnya adalah: “Sweet Bitter Sour” di 24HR ART Gallery, Darwin, Australia (2006); “Rhyme of Lines, Edwin’s Gallery, Jakarta, Indonesia (2008); “Cloning Garden”, oleh Edwin’s Gallery, Jakarta (2010). Pameran Tunggal di Valentine Willie Fine Art, Kuala Lumpur, Malaysia (2010); dan Pameran Tunggal di Wada Gallery, Tokyo, Jepang (2011).
Ayu telah berberapa kali mendapatkan penghargaan, antara lain: “The Best Encounter of Two Millennial Country Peru – Indonesia”, Kedutaan Peru, Jakarta (1996); The Best Water Color and Sketch dari ISI, Yogyakarta (1999); The Best Sketch Drawing from ISI, Yogyakarta (2000); Total Indonesia Award dari YSRI dan Total Company (2001); Best Artwork, Dies Natalis ISI, Yogyakarta (2002); 5 besar Phillip Morris Indonesian Art Awards oleh Phillip Morris Company dan YSRI (2003).
Alia Swastika menilai karya Ayu yang dikuratorinya dalam pameran tunggal Cloning Garden (Jakarta, 2010) banyak dipengaruhi oleh isu lingkungan. Ayu dianggap melihat tema tersebut secara lebih personal dengan hanya mengangkat beberapa isu yang dianggapnya menarik, seperti kloning manusia, kekeringan, serta bumi yang rusak. Karya yang dipamerkan adalah merupakan harapan Ayu mengenai lingkungan alam yang lebih sehat. Menurut Alia, yang membuat karya Ayu menarik adalah cara Ayu dalam menempatkan tema lingkungan dan alam semesta dalam cara pandang yang “feminim”. Melalui cara tersebut, Ayu memperlihatkan bahwa peran wanita adalah sebagai pelindung alam. Karya Ayu yang seringkali memancing imajinasi, dinilai oleh Alia dapat membawa penonton seperti pindah ke negeri dongeng. Bentuk-bentuk yang menyerupai manusia yang sering digunakan Ayu, dianggap lebih ceria daripada gaya yang diapakai Ayu pada masa awal berkarya.
(profil ini ditulis Agustus, 2016)
http://www.saatchiart.com/ayuaristamurti02
http://salihara.org/programs/visual-arts/artists/ayu-arista-murti
https://www.blogger.com/profile/03366457481051081224
https://theartstack.com/artist/ayu-arista-murti/about