ivaa-online.org

Popo Iskandar

Pelukis, penulis esai, kritikus sastra Sunda, dosen seni rupa IKIP Bandung. Lahir di Garut pada 17 Desember 1927 dan meninggal pada 29 Januari 2000 pada umur 72 Tahun. Bakatnya dalam seni lukis diasah oleh Hendra Gunawan dan Barli Samitawinata.

Bersama dengan kedua orang gurunya itu, Popo sering keluar masuk lorong dan perkampungan Bandung dan sekitarnya. Dalam proses melukis, Popo merasa lebih dekat dengan Hendra yang sifatnya terbuka, pandai bergaul dan memiliki rasa humor yang segar. 

Pada mulanya lukisan Popo, terpengaruh oleh gurunya, Ries Mulder, orang Belanda yang mengajar di Juruan Seni Rupa dan cenderung berkiblat pada mazhab kubisme dan abstrak. Tetapi pengaruh realisme Hendra Gunawan pun tetap kuat. Dalam perkembangan selanjutnya, Popo menemukan gaya sendiri. Kegemarannya melukis kucing, menyebabkan ia sering diberi julukan "pelukis kucing". Sang Pelukis Maestro ini terkenal dengan ciri khas Lukisan bertema kucing, dilukis dalam gaya ekspresionis bernuansa minimalis, dengan tehnik cat tebal dan bertekstur. Salah satu alasan Popo Iskandar gemar melukis kucing, seperti yang pernah beliau ucapkan semasa hidup “ Tabiat kucing variatif, manja, binal dan buas, tapi penurut. Karena itu saya menyukainya” katanya. 

Dia melukiskan kegarangan, kemalasan, kelucuan, daya magis dan sifat-sifat lain yang dia lihat ada pada kucing. Dengan garis-garis yang sugestif dan warna yang hanya dua-tiga macam saja, dia mengungkapkan sifat-sifat kucing. Tetapi sebenarnya ia tidak hanya melukis kucing. Binatang lain dan motif lain pun banyak dia lukis seperti batu-batuan, lautan, kebun bambu, bunga, ayam, banteng, harimau, dll. Karya-karyanya seperti dapat dibagi dalam berbagai periode sesuai dengan motif yang banyak dia lukis, seperti periode jambangan bunga, periode kebun bambu, periode batu-batuan, periode lautan, periode kucing, periode ayam, dll.

Popo sering menyelenggarakan pameran, baik tunggal maupun bersama dengan yang lain, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Pada tahun 1960, Popo terpilih sebagai Ketua BPB Kiwari Bandung yang aktif menyelenggarakan diskusi dan pertunjukan kesenian tradisional. Waktu pembentukan PPSS Popo menjadi salah seorang pendiri dan duduk sebagai anggota pengurus yang pertama, bertugas menilai calon anggota. 

Pada tahun 1970, Popo terpilih menjadi anggota Akademi Jakarta yang bertugas antara lain menyusun calon anggota Dewan Kesenian Jakarta dan memberikan saran-saran dalam bidang kebudayaan kepada Gubernur DKI Jakarta. Sehubungan dengan genapnya usia Affandi 70 tahun, Akademi Jakarta menugaskan Popo menulis buku tentang Affandi. Hasilnya adalah Affandi: Suatu jalan Baru dalam Realisme (Jakarta, 1977). Popo menjadi anggota tim penyusun buku Sejarah Seni Rupa Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Kebudayaan Depdikbud (Jakarta, 1982), Naskahnya yang lain: Seni Lukis Indonesia pra-Persagi.

 

Disarikan dari:

https://www.dkv-unm.com/2011/07/lukisan-dan-biografi-popo-iskandar.html?m=1

Judul Dokumen Tahun Terbit
Silaturahmi Para Perupa
Liputan Media Massa
1992
Liputan Media Pameran Mahasiswa Senirupa FKIP-UNUD
Liputan Media Massa
1993
Seni Rupa Indonesia di Zaman Jepang
Tulisan Lepas
2011
Harga Lukisan Sampai Jutaan Rupiah, Tengkulak Pun Muncul
Liputan Media Massa
1983
Dokumentasi Foto: Dokumentasi tentang Kusnadi
Foto
1950
Rekaman Audio - Diskusi dalam rangka Peringatan Wafatnya Trisno Sumardjo
Rekaman Audio
1988
Seni Lukis Indonesia: Ada dan Tiadanja
Tulisan Lepas
1972
Pameran Manifestasi Kreativisitas Seni Affandi, Rusli, dan Popo Iskandar
Tulisan Lepas
1972
Catalogue: Painting Exhibition "The International Conference On Cultural Tourism"
Katalog Pameran
1995
Liputan Media - Masa Depan Sketsa Suram
Liputan Media Massa
1979
Buku "Perjalanan Seni Lukis Indonesia"
Lain-lain
2004
Media Review - Antek Barat atau Timur Sama Buruknya
Liputan Media Massa
1981
Media Review - Pameran Senilukis Indonesia di TIM - Pameran Besar yang Menyedihkan Itu
Liputan Media Massa
1981
Tanpa Kritikus, Seni Rupa Indonesia Jalan Terus, Cuma Kayak Orang Cacingan...
Tulisan Lepas
1980
Apa Kabar Kritik Seni Rupa Indonesia
Tulisan Lepas
1980
Media Review - Sebuah Catatan Kaki
Liputan Media Massa
1977
Media Review - Biennale yang Jinak
Liputan Media Massa
1977
Liputan Media - Pameran Besar Senilukis Indonesia ke-II 1976
Liputan Media Massa
1976
Buku: Seni Lukis Indonesia Baru – Sebuah Pengantar
Lain-lain
1976
Liputan Media - Bermacam Cara Memecahkan Komponen Fisik Seni Rupa
Liputan Media Massa
1975
Liputan Media - Tentang Seniman "Seni Rupa Baru Indonesia 75"
Liputan Media Massa
1975
Media Review - Perspektip Baru dalam Seni Rupa Indonesia
Liputan Media Massa
1975
Media Review - Abas Alibasyah: Tidak Ada Sangkut Pautnya Dengan Desember Hitam
Liputan Media Massa
1975
Media Review - Ketidak-Puasan Itu...
Liputan Media Massa
1975