ivaa-online.org

Made Wianta

Made Wianta lahir pada 20 Desember 1949 di Tabanan, Bali. Di tahun 1967, Made menerima pendidikan seni pertama kalinya ketika mempelajari karawitan. Pada tahun 1967-1969, Made mempelajari seni di Sekolah Seni Rupa Indonesia di Denpasar, Bali. Made melanjutkan pendidikan seninya pada tahun 1975-1977 di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Selama 1975-1977, Made menetap di Brussel Belgia untuk menambah pengalaman di bidang seni.

Karya Made telah banyak dipamerkan dalam berbagai pameran, baik pameran bersama maupun pameran tunggal. Karya Made pertama kali dipamerkan dalam pameran bersama pada tahun 1968 di Museum Bali, di Denpasar. Di tahun 1976, Made pertama kali mengadakan pameran tunggal di Cultural Jacques Frank, di Brussel, Belgia. Selanjutnya karyanya tercatat pernah dipamerkan di Jepang, Singapura, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Amerika, Italia, Guam, dan Uni Emirat Arab.

Made telah menerima berbagai penghargaan. Diantaranya adalah “Honorary Professor” dari Academico Internationale Greci-Marino di Italia (1996); “The Most Admired Man of Decade” dari American Biographical Institute di Amerika (1997); “Dharma Kusuma” dari Pemerintah Propinsi Bali (1998); “The Longest Handwritten Poem Writer” dari MURI (2000); “Ajeg Bali Figure Award” dari HIPMI (2003); Penghargaan dari Junior Chamber International (2007);  dan “Echosscape Wianta Galaxy” di Jepang (2008).

Pada tahun 2009, Made Wiyanta mengadakan pameran tunggal berjudul “LOVE” di Kendra Gallery, Bali. Jean Couteau yang menjadi kurator pada pameran tersebut melihat karya Made merupakan sebuah refleksi terhadap jati dirinya. Karya yang ditampilkan tersebut menunjukan Made telah menjadi seniman yang matang dan telah betul-betul mengenal jati dirinya. Hal tersebut terlihat dari kemampuan Made dalam mengkombinasikan berbagai unsur, antara lain unsur estetis dengan unsur konseptual, unsur lokal maupun universal, serta unsur masa kini dan masa lalunya. Couteau menilai dalam berbagai karya yang ditampilkan Made terlihat menunjukan keseimbangan antara sisi gelap yang ambigu dengan sisi terang, yang dinilai juga memiliki keambiguan yang sama.

(profil ini ditulis pada Agustus 2016)

sumber:

http://www.bidadariart.com/new/id/artist/painting/indonesia/i-made-wianta-bali/

Katalog Pameran “LOVE” (702 Wian L)

Judul Dokumen Tahun Terbit
Art Summit Bridging Boundaries
Liputan Media Massa
2004
Perayaan Solidaritas Para Perupa
Liputan Media Massa
2005
Lima Belas Perupa Canna
Liputan Media Massa
2004
Artikel - Kebangkitan Seni Rupa Bali
Tulisan Lepas
1997
Buku: Sorak Sorai Identitas
Lain-lain
2003
Kolase Agitatif Borobudur Kontemporer
Tulisan Lepas
2003
Masyarakat-Seniman Gelar 'Borobudur Agitatif'
Liputan Media Massa
2003
Gaung 'Festival Swasta' Menggelitik BIF 2003
Liputan Media Massa
2003
Pergelaran 'Borobudur Agitatif' di Galeri Langgeng Magelang
Liputan Media Massa
2003
Artists oppose Borobudur International Festival
Liputan Media Massa
2003
Pameran Seni Cetak Di Edwin Gallery
Liputan Media Massa
2008
Dokumentasi Video: Sorak Sorai Identitas
Rekaman Video
2003
Liputan Media - Kritik Sosial Dalam Video Art Made Wianta
Liputan Media Massa
2005
Catalogue: Painting Exhibition "The International Conference On Cultural Tourism"
Katalog Pameran
1995
Transgenerasi
Katalog Pameran
2007
Yang Hanyut di Arus Besar
Liputan Media Massa
2004
Tradisi Lama Biarkanlah Hidup Sebagai Tradisi Lama
Tulisan Lepas
Garis Mengusung Simbol
Liputan Media Massa
2004
Indonesia-Australia Bercermin Seni Rupa
Liputan Media Massa
2002
Jejak-Jejak Palsu Sang Maestro
Tulisan Lepas
2003
Pencarian Lain Dua Pelukis Bali
Liputan Media Massa
2003
Wianta's 'Dream Land': A Show in Blood
Liputan Media Massa
Seni Instalasi dan 'Video Art' Dominasi Pameran Art Summit IV
Liputan Media Massa
2004
Esai: Internasional
Tulisan Lepas
2008