Nama lengkapnya Anak Agung Gede Sobrat lahir tahun 1917 di Padangtegal, Bali. Seperti anak Bali lainnya, Sobrat sejak kecil sudah dicekam oleh suasana artistik kehidupan tradisi keluarga dan kehidupan pura ibadah. Ia belajar membuat wayang kulit dari kakeknya, yang menempa dasar-dasar kemampuan skill-nya sebagai seniman rupa dan pengetahuan mengenai dunia perwayangan Bali.
Bersama tetangganya, Anak Agung Gede Meregeg, di awal tahun 1930-an Sobrat merupakan orang Bali yang bertemu dan belajar pertama kali pada pelukis Walter Spies dan Marcel Bonnef. Spies dan Bonnef merupakan orang yang dianggap sebagai pelopor seni rupa modern Bali, yang mengajari dan menyebarluaskan teknik dan cara pandang modern dalam melukis. Sebelumnya, Sobrat menggambar wayang, setelah bertemu Spies dan Bonnef, tema lukisan dan tekniknya menjadi meluas, misalnya kehidupan pasar, lukisan potret, penari, alam pedesaan dan lain sebagainya.
Sobrat menjadi salah seorang pelukis setempat yang menjadi pelopor tumbuhnya seni rupa modern di Bali. Tahun 1957 hingga 1959 Sobrat menjadi pengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta. Ia terus berkarya, hingga tahun 1980-an Sobrat mendapat penghargaan dari pemerintah (Wijaya Kusuma dan Dharma Kusuma). Karya-karyanya tersebar di berbagai tempat, seperti: Taman Budaya Denpasar, Bali, Museum Sono Budoyo, Yogyakarta, Tropenmuseum, Amsterdam, Belanda dan juga di Rijksmuseum voor Volkenkunde, Leiden, Belanda. Sobrat mengikuti berbagai pameran, diantaranya di Singapore Art Museum (1994) dan di Centre for Strategic and International Studies (Jakarta, Indonesia 1996). Sobrat meninggal dunia tahun 1992.