ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Katalog Pameran - Biennale Jatim 6 "Art Ecosystem:Now!"

Tanggal Publikasi : 11 November 2015
Deskripsi :

No. Panggil Perpustakaan IVAA

-

Judul

Biennale Jatim 16, Art Ecosystem Now

Penyusun

Kurator: Djuli Djatiprambudi, Kuss Indarto

Penerbit

 

Tahun terbit

2015

Informasi Lain

 

Kutipan

Paragraf 5 dan 6 halaman 4

Kami Berperan pada yang Bukan Perannya

oleh Hendrotan

 

Pada pusaran pasar yang tidak mengenal ampun siapapun orangnya atau individual galerist akan kesulitan dalam menentukan pilihan yang kerap berisiko merugi beruntun pula. Dalam kondisi demikian terpaksa ada yang membelot pada fungsi mereka untuk menjadi agen pemasaran seniman kontemporer kelas mapan bekerjasama dengan art dealer besar yang selama ini menggunakan topeng wajah kolektor, dengan tipu rayunya pada kolektor pemula kelas atas (teman komunitas si kolektor palsu) menyatakan kepantasan harga lukisan yang over value tersebut. Juga ada galerist memilih tutup pintu menunggu pasarnya ramai kembali.

Dengan melihat situasi semacam itu, kalau ditanya apa peran galerist untuk mendukung seni rupa di Jawa Timur, jawaban sementara ini/; Kami berperan pada yang bukan perannya.

 

 

Lokasi teks

Judul Tulisan

Kata/Kalimat

Sambutan Direktur Jenderal Kebudayaan: Biennale Jawa Timur 6

Halaman 01

Biennale Jawa Timur 6

tradisi seni rupa modern;

forum pertaruhan reputasi;

seniman;

kurator;

stakeholders;

Penyelenggaraan pameran seni rupa semacam Biennale Jatim ini, perlu didorong menjadi semacam model untuk pengembangan kebudayaan kontemporer yang berpijak pada kekayaan budaya visual nusantara dan dapat dikembangkan di provinsi-provinsi lain sehingga dapat dibayangkan dunia seni rupa Indonesia akan semakin semarak dan mengemuka, tidak hanya di wilayah Indonesia, tetapi di wilayah Asia Tenggara;

Inspirasi;

Kemajuan dunia seni.

Sambutan Gubernur Provinsi Jawa Timur

Halaman 02

Sambutan Gubernur Provinsi Jawa Timur

Hal ini sungguh membanggakan, karena Biennale Jatim dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya mampu menjaga tradisi pameran dua tahunan dengan dukungan dari segenap seniman dan para pecinta seni rupa secara luas;

Infrastuktur seni rupa;

Tradisi kesenirupaan di Jawa Timur;

Forum pertemuan stakeholders seni rupa;

Isu wacana;

Tematik tertentu;

Representasi perupa generasi baru;

Perkembangan mutakhir seni rupa;

Dengan demikian, seni rupa secara nyata menjadi bagian penting dalam merawat warisan budaya di Jawa Timur dengan perspektif masa kini.

Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Halaman 03

Sambutan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur

Biennale Jatim sebagai program dua tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur secara nyata telah menjadi tradisi seni rupa yang makin mendapat perhatian luas;

Karena itu, saya selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata benar-benar menaruh harapan besar kepada Biennale Jatim sebagai forum akbar yang dapat dijadikan untuk melihat dan sekaligus mengevaluasi capaian-capaian kreasi mutakhir seniman Jawa Timur;

Keberagaman;

Gaya ungkapan;

Eksplorasi medium;

Kedalaman tematik;

Konteks sosial historis;

Kami Berperan pada yang Bukan Perannya

Hendrotan

Halaman 04

Kami Berperan pada yang Bukan Perannya

 

Infrastruktur;

Haleri seni rupa;

Komersialisasi;

Pasar seni rupa Indonesia;

Galerist;

Otentisitas;

Old master;

Lukisan kontemporer;

Booming;

Kolaborasi;

Art dealer;

Action house;

Nilai ekonomis;

Ruang komersial;

Teks Kuratorial: Saat Menulis Sejarah Seni Rupa Sendiri – Djuli Djatiprambudi

Halaman 06-22

Saat Menulis Sejarah Seni Rupa Sendiri

gejala “kebaruan”;

Biennale Jatim akhrnya tampil sebagai pameran penting yang menandai pergeseran perubahan generasi dan yang lebih penting juga sebagai tanda mulai berkembangnya kesadaran jejaring para perupa dalam skala global;

Perspektif diakronik;

Sinkronik;

forum pertukaran;

eklektik masa;

Harus disadari bahwa apapun bentuk suatu Biennale hanyalah sebuah versi, perspektif, pilihan, dan metode, untuk membaca wacana dan praktik seni rupa dalam konteks kekinian;

ruang negosiasi;

transaksi kebudayaan;

Perspektif art ecosystem memandang seniman merupakan salah satu unsur/unit/entitas dari jalinan oprasional dalam mantra sosial-historis-kultural;

Tradisi;

Kolektivitas;

Teknologi;

Individualitas;

Entitas budaya;

Eksogen;

Endogen;

Konseptual;

Asimetris;

Sejarah linier;

Realitas seni;

Seni rupa tribalistik;

Eksotik;

Fungsi seni;

Dekandensi;

Art for art’s sake;

Ekses sejarah;

Infrastruktur;

Lembaga pendidikan;

Birokrasi;

Kerjasama ekonomi;

Perdagangan dunia;

Investasi;

Paradikmatik;

Filosofis;

Praksis;

Dominasi wacana seni rupa modern;

Universalisme;

Sistem nilai;

Konsep identitas;

Konsep tempat;

Transformasi modernitas;

Modernitas seni rupa;

Tradisi epistimologi;

Historiografi;

Ideologi baru;

Persagi;

Semangat nasionalisme;

Seni lukis berkepribadian nasional;

Mooi Indie;

Perupa Surabaya;

Pelukis Koempoel;

Keluarga Prabangkara;

Sanggar Angin;

Kegiatan Kebudayaan Indonesia;

Temporal;

Kolektor;

Art dealer;

Kolektor;

Soenaryo Oemar Sidik;

Dengan demikian sebenarnya sebelum tahun 1970-an, medan sosial seni telah terbentuk. Hal ini ditunjukkan adanya institusi galeri, kolektor, seniman, sanggar, yang kemunculannya telah dirintis sejak awal abad ke-20;

Kemudian tidak kalah pentingnya, yaitu pengaruh wacana seni harus berafiliasi dengan politik atau seni hanya mengabdi pada seni itu sendiri – rentan pengaruh perdebatan kelompok Manikebu dan Lekra tahun 1960-an, juga menjadi pokok soal yang mengilhami gagasan dan proses kreasi mereka;

Akademi Seni Rupa Surabaya (Aksera);

Bentuk alternatif;

Seni rupa kontemporer;

Boom seni lukis;

Multi media;

Media baru;

Intermedia art;

Mencari Karakter Biennale: Sebuah Sketsa Gagasan –  Kuss Indarto

Halaman 23-32

Mencari Karakter Biennale : Sebuah sketsa Gagasan

lokalitas;

kultural;

geopolitik;

manajemen;

oendanaan;

konsep kuratorial;

konteks nasional;

internasional;

konfrontasi;

negosiasi;

Namun, dalam tarikan nafas yang nyaris berbarengan, perbincangan tentang lokalitas atau globalitas juga akan menemukan fenomena baru yang diistilahkan Appadurai sebagai “virtual neighborhood”, yakni gejala budaya ketika banyak orang yang datang dari perbedaan latar belakang budaya, sosial, politik, geografis, dan sebagainya, namun merasa memiliki kedekatan bahkan kekariban karena bantuan teknologi informasi;

Aktivisme;

“proyek” politis;

Aktivitas kreatif Dunia Ketiga;

Praktik kurasi;

Kurator;

Kuratorial;

Positioning;

Partnership;

Sumber:Kuss Indarto: Biennale Jatim 6 “Art Ecosystem:Now!”, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, 2015, halaman 01-53. 

Pelaku Seni Terkait : Kuss Indarto , Mikke Susanto
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :