Muhammad Iqbal
Pelaku Seni | : | Muhammad Iqbal |
Medium | : | Model |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x 100 cm x 100 cm |
Deskripsi | : |
Karya ini adalah salah satu dari seri potret Peziarah. Sosok dalam potret adalah Achmad Suwaji Abdullah, 23 tahun, dari Blora, Jawa Tengah, di Makam Maulana Malik Ibrahim, Gresik, Jawa Timur. |
Pelaku Seni | : | Muhammad Iqbal |
Medium | : | Model |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x 100 cm x 100 cm |
Deskripsi | : |
Karya ini adalah salah satu potret dari seri potret Peziarah. Sosok dalam potret adalah Ario Sutaji, 33 tahun, dari Desa Karang Dayu, Bojonegoro, Jawa Timur, di areal makan Sunan Giri, Gresik, Jawa Timur. |
Pelaku Seni | : | Muhammad Iqbal |
Medium | : | Model |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x 100 cm x 100 cm |
Deskripsi | : |
Karya ini adalah salah satu potret dari seri potret Peziarah. Sosok dalam potret adalah Haji Nasrullah bin Kyai Bahru Syukur, 65 tahun, dari Desa Cibodas, di Puser Bumi Gunung Jati, Cirebon. Dicuplik dari Katalog Common Ground, 2003: |
Pelaku Seni | : | Muhammad Iqbal |
Medium | : | Model |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x 100 cm x 100 cm |
Deskripsi | : |
Karya ini adalah salah satu potret dari seri potret Peziarah. Sosok dalam potret adalah Mistadi dari Pulau Gilingan, Banmaling, Madura, di Makam Syeh Sayyid Yusuf, Kali Anget, Sumenep, Madura. Dicuplik dari Katalog Common Ground, 2003: |
Pelaku Seni | : | Muhammad Iqbal |
Medium | : | Digital Print , Model |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x 100 cm x 100 cm |
Deskripsi | : |
Karya ini adalah salah satu potret dari seri potret Peziarah. Sosok dalam potret adalah Ni'matul Rohmah, 13 tahun, di Makam raja-raja Asta Tinggi di Sumenep, Madura.
"Saya sangat terinspirasi oleh 'Babad Tanah Jawa' yang berkisah tentang sejarah agama Islam di pulau Jawa dan Wali Songo. Empat tahun lalu, saya memulai proyek pribadi saya yang berjudul 'Dari Barat ke Timur'. Saya melakukan napak tilas sebagai musafir, bukan sebagai fotografer -bergerak dari satu kota ke kota yang lain, mengikuti jejak-jejak para wali dan pusat-pusat persebaran agama Islam di jawa, serta mengamati dari dekat para penziarah. Di makam-makam para wali saya ikut tidur, makan-minum, dan berbincang bersama mereka yan berasal dari kota-kota lain di negeri ini. Orang memandang ziarah dengan sikap yang berbeda-beda. Kelompok Muhammadiyah, misalnya, cenderung memandangnya negatif. Ziarah dianggap sebagai bentuk kegiatan menyembah makam dan mengeramatkan figur-figur tertentu. Karenanya, para peziarah bisa dipandang sebagai sekelompok orang yang 'menyekutukan Allah karena mereka menyembah selain Tuhan'.
Sementara kelompok Nahdlatul Ulama yang lebih tradisional, justru melihat sebaliknya. Saya sendiri lebih condong pada pandangan ini, karena sejauh menyangkut urusan manusia dengan khaliknya, siapa yang paling megetahui, apakah doa-doa umat manusia ini bisa sampai ke telinga Tuhan atau tidak?
Proyek ini -yang menghantar saya ke Cirebon (makam Sunan Gunung Jati), ke perbatasan kota kecil Gresik-Lamongan (makam Siti Fatima Binti Maimun), Surabaya (makam Sunan Ampel), hingga pulau Madura (makam Syekh Syah dan kompleks pemakaman Kasta Tinggi) -penuh tantangan.
Saya harus menjelaskan konsep pameran ini, tujuan saya memotret mereka, dan itu membuat banyak peziarah menolak untuk dipotret. Mungkin ini ada hubungannya dengan keadaan Islam di tanah air, yang sedang carut marut dalam konteks terorisme, atau mungkin juga mereka beranggapan bahwa segenap urusan ziarah ini adalah urusan mereka yang paling pribadi dengan Tuhan." |
Pelaku Seni | : | Muhammad Iqbal |
Medium | : | Model |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x 100 cm x 100 cm |
Deskripsi | : |
Karya ini adalah salah satu potret dari seri potret Peziarah. Dicuplik dari Katalog Common Ground, 2003: "Saya sangat terinspirasi oleh 'Babad Tanah Jawa' yang berkisah tentang sejarah agama Islam di pulau Jawa dan Wali Songo. Empat tahun lalu, saya memulai proyek pribadi saya yang berjudul 'Dari Barat ke Timur'. Saya melakukan napak tilas sebagai musafir, bukan sebagai fotografer -bergerak dari satu kota ke kota yang lain, mengikuti jejak-jejak para wali dan pusat-pusat persebaran agama Islam di jawa, serta mengamati dari dekat para penziarah. Di makam-makam para wali saya ikut tidur, makan-minum, dan berbincang bersama mereka yan berasal dari kota-kota lain di negeri ini. Orang memandang ziarah dengan sikap yang berbeda-beda. Kelompok Muhammadiyah, misalnya, cenderung memandangnya negatif. Ziarah dianggap sebagai bentuk kegiatan menyembah makam dan mengeramatkan figur-figur tertentu. Karenanya, para peziarah bisa dipandang sebagai sekelompok orang yang 'menyekutukan Allah karena mereka menyembah selain Tuhan'.
Sementara kelompok Nahdlatul Ulama yang lebih tradisional, justru melihat sebaliknya. Saya sendiri lebih condong pada pandangan ini, karena sejauh menyangkut urusan manusia dengan khaliknya, siapa yang paling megetahui, apakah doa-doa umat manusia ini bisa sampai ke telinga Tuhan atau tidak?
Proyek ini -yang menghantar saya ke Cirebon (makam Sunan Gunung Jati), ke perbatasan kota kecil Gresik-Lamongan (makam Siti Fatima Binti Maimun), Surabaya (makam Sunan Ampel), hingga pulau Madura (makam Syekh Syah dan kompleks pemakaman Kasta Tinggi) -penuh tantangan.
Saya harus menjelaskan konsep pameran ini, tujuan saya memotret mereka, dan itu membuat banyak peziarah menolak untuk dipotret. Mungkin ini ada hubungannya dengan keadaan Islam di tanah air, yang sedang carut marut dalam konteks terorisme, atau mungkin juga mereka beranggapan bahwa segenap urusan ziarah ini adalah urusan mereka yang paling pribadi dengan Tuhan." |
Indonesian Visual Art Archive is licensed under a Creative Commons BY-NC Unported License
• Powered by OntelStudio
Indonesian Visual Art Archive |
|
Jalan Ireda Gang Hiperkes MG I-188 A/B, Kampung Dipowinatan, Keparakan, Yogyakarta 55152 | |
+62 274 375 262 | |
webmaster[at]ivaa-online.org |
Indonesian Visual Art Archive is licensed under a Creative Commons BY-NC Unported License
• Powered by OntelStudio