Tintin Wulia
Tintin Wulia lahir pada 23 November 1972 di Denpasar, Bali. Pada 1991-1998, Tintin menempuh pendidikan di Jurusan Arsitektur, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. selama periode 1995-1997, Tintin juga mendapat pendidikan di Berklee College of Music, Amerika. Kemudian. Kemudian selama 2007-2014, Tintin menjalani program untuk mendapatkan gelar PhD di RMIT University, Australia. Tintin kemudian menerima "Australia Council for the Arts Creative Australia Fellowship" selama 2014-2016. Sejak tahun 2000, karya Tintin Wulia mulai dipamerkan dalam pameran bersama. Selanjutnya karyanya sering dipamerkan dalam berbagai pameran internasional, seperti: Istanbul Biennale (2005), Yokohama Triennale (2005), Jakarta Biennale (2009), Moscow Biennale (2011), Gwangju Biennale (2012), Asia Pacific Triennale (2012), Sharjah Biennale (2013) dan Jogja Biennale (2013). Pada tahun 2007, Tintin mengadakan pameran tunggal untuk pertama kalinya, dengan judul "Plug In #21" di Van Abbemuseum, Belanda. Pameran tunggal Tintin berikutnya antara lain: "Invasion" di Motive Gallery, Belanda (2008); "Deconstruction of a Wall" di Ark Galerie, Jakarta (2010); "Subjektive Projektionen: Tintin Wulia" di Bielefelder Kunstverein, Jerman (2011); dan "Untold Movements" di 4A Centre for Contemporary Asian Art, Sydney, Australia (2015). Beberapa karya Tintin kemudian menjadi koleksi di Van Abbemuseum, Singapore Art Museum, Queensland Art Gallery/Gallery of Modern Art dan He Xiangning Art Museum. Menurut Alia Swastika, sebagai kurator dalam "Deconstruction of a Wall", karya Tintin seringkali bersentuhan dengan tema mobilitas, perbatasan, dan ruang diantaranya. Dari ketiga hal tersebut, Tintin kemudian menyinggung tentang identitas diri. Dalam pameran "Deconstruction of a Wall", Tintin menampilkan karyanya yang berhubungan dengan hal tersebut. Karyanya berupa video still berjudul "Ketok" menyimbolkan pintu sebagai elemen antar ruang. Lalu dalam karya instalasi "Invasion", Tintin menyimbolkan dinding sebagai batas antar ruang. Kemudian pada karya video still "Nous ne notons pas les fleurs, Jakarta", Tintin mengangkat peta sebagai salah satu elemen dalam ruang. Alia melihat ketertarikan Tintin terhadap tema ruang dikarenakan pengalamannya yang sering kali berpindah domisili selama hidupnya. (profil ini ditulis pada Agustus 2016) sumber: Katalog Descontruction Of A Wall (702 Wul D)
Pelaku Seni | : | Tintin Wulia |
Medium | : | |
Tahun Pembuatan | : | 2000 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Courtesy of IVAA |
Pelaku Seni | : | Tintin Wulia |
Medium | : | |
Tahun Pembuatan | : | 2003 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Courtesy of IVAA |
Pelaku Seni | : | Tintin Wulia |
Medium | : | |
Tahun Pembuatan | : | 2008 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Courtesy of IVAA |
Pelaku Seni | : | Tintin Wulia |
Medium | : | |
Tahun Pembuatan | : | 2008 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Courtesy of IVAA |
Pelaku Seni | : | Tintin Wulia |
Medium | : | |
Tahun Pembuatan | : | 2008 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Courtesy of IVAA |
Indonesian Visual Art Archive is licensed under a Creative Commons BY-NC Unported License
• Powered by OntelStudio
Indonesian Visual Art Archive |
|
Jalan Ireda Gang Hiperkes MG I-188 A/B, Kampung Dipowinatan, Keparakan, Yogyakarta 55152 | |
+62 274 375 262 | |
webmaster[at]ivaa-online.org |
Indonesian Visual Art Archive is licensed under a Creative Commons BY-NC Unported License
• Powered by OntelStudio